Navigasi

2010/11/01

Amesoeurs

November 1.
Halloween telah usai dan para setan berjas kembali ke kantornya masing-masing, menghitung lembar-lembar yang mereka dapatkan dari royalti pemakaian wajah mereka untuk kostum berharga jutaan rupiah yang dipakai para manusia untuk berpesta merayakan ketakutan. Sementara itu di belahan bumi lainnya, para gerombolan gamis berteriak-teriak lantang, "FESTIVAL IBLIS! HARAM! DAJJAL! FREEMASON!" sementara tetangganya gelisah menunggu Jumat Kliwon yang tak kunjung tiba.
Sedangkan saya? Sibuk menyusun rencana untuk mengkudeta setan dari tahta monopoli mereka terhadap Halloween. Seharusnya tuhan juga menerapkan antitrust law untuk festival-festival seperti ini.

Hmm..

Ah sudahlah, persetan dengan Halloween.
Pada momen kali ini saya akan membahas, mengomentari, atau sekedar meracau tentang Amesoeurs, sebuah band yang cukup berhasil mengawinkan dengan paksa dua buah aliran, yaitu post-punk dan black metal. Ya, saya masih akan membahas tentang anak haram bernama post-black metal yang lahir dari sebuah pemerkosaan brutal yang dilakukan oleh kaum hipster terhadap sang perawan bangsat, black metal (mungkin tidak masalah bagi Gaahl, because he love it from the back, hardcore).

Amesoeurs

Mari bercerita singkat tentang Amesoeurs.
Amesoeurs didirikan pada tahun 2004 oleh Neige (ya! lagi-lagi dia!), Audrey Sylvain, dan Fursy Teyssier dari Les Discrets, sebuah proyek dark folk yang menurut saya, artwork cover albumnya jauh lebih membuai dibandingkan musiknya. Umur Amesoeurs tidak terlalu panjang, hanya lima tahun. Selama lima tahun masa hidupnya, Amesoeurs hanya sempat mengeluarkan tiga rilisan sebelum konflik berpilin dan membubarkan mereka. Diskografi mereka adalah sebagai berikut:
  • 2004 - Ruines Humaines [EP]
  • 2007 - Valfunde/Amesoeurs [Split]
  • 2009 - Amesoeurs [Full-length]
Kenapa mereka membubarkan diri? Dari berbagai sumber yang saya baca, alasan mereka adalah karena konflik internal dan ketidakselarasan pandangan akan masa depan band. Alasan "konflik internal" cukup masuk akal, mengingat bahwa ada masa lalu yang pernah indah antara Neige dan Audrey. Menarik ya? Tapi saya bukanlah seorang spesialis gosip dan juga tidak berminat untuk mengirim artikel ini ke SILET. Jadi, mari biarkan Feny Rose saja yang mengurus masalah gosip, kita bahas musiknya saja, shall we?

Saya hanya akan membahas tentang album full-length mereka saja, karena sepertinya dewa google tidak mampu membantu saya untuk menemukan download link yang masih aktif untuk mengunduh EP dan album Split mereka. Sepertinya google tidak begitu maha kuasa ya?

Amesoeurs memasukkan begitu banyak genre sebagai bumbu dalam album self-titled mereka, sehingga sulit sekali untuk menentukan musik apa saja yang meng-influence mereka. Namun saya bisa menemukan dua genre yang lumayan menonjol pada Amesoeurs: post-punk dan black metal. Amesoeurs berhasil memadukan kedua genre yang tidak saling kenal tersebut ke dalam kerangka aransemen yang unik. Contoh paling menarik ada pada track "Heurt", yang menggabungkan sound gitar yang kotor, blastbeat, dan tremolo-picking ala black metal dengan melankolia suara vokal Audrey yang datar mengiris. Ekstatik.

Album self-titled ini juga mengandung beberapa track yang lebih menonjolkan wajah post-punk dari Amesoeurs. Tapi jangan harap kalian akan menemukan Arctic Monkeys atau Bloc Party di sini. Coba saja tengok tembang-tembang seperti Les Ruches Malades, Faux-Semblants, Video Girl, dan Amesoeurs. Kalian tidak akan menemukan dansa-dansi bahagia pada track-track tersebut. Amesoeurs mendekonstruksi post-punk lalu membangunnya kembali dengan nihilisme black metal yang lirih, menghasilkan sebuah komposisi keluhan-rintihan-jeritan yang bercerita tentang betapa banalnya dunia modern.

Amesoeurs memang cukup kontroversial. Mereka membuat para puritan black metal mencak-mencak, mengutuki mereka 666 keturunan. Darah Amesoeurs menjadi halal untuk ditumpahkan. Neige, sebagai salah seorang otak dari band ini, memang terkenal di scene black metal sebagai kafir. Proyek-proyek Neige banyak dikenal sebagai proyek murtad. Salah satu contohnya adalah Alcest, yang sangat "lembut" dan melankolis (oh betapa kedua kata ini dapat membuat para kvlthead itu bergidik murka). Beda halnya dengan para kritikus musik. Mereka terhenyak kagum atas keberhasilan Amesoeurs menggabungkan dua genre musik yang sangat bertolak belakang menjadi satu kesatuan.

Saya akui musik mereka memang unik dan berani, namun ada beberapa hal yang menurut saya menjadi poin minus Amesoeurs. Poin pertama adalah vokal Audrey yang datar. Dalam kadar tertentu kedataran vokal Audrey memang dapat menjadi poin plus, namun alangkah lebih menariknya apabila Audrey dapat lebih bermain-main dalam dinamika vokal agar dapat mendepak Neige keluar sepenuhnya dari area vokal. Entahlah, band metal dengan vokalis wanita selalu terdengar lebih lezat bagi saya. Apalagi apabila Audrey juga dapat turut menyumbangkan teriakan dan jeritannya ke dalam lini vokal, wah!

Poin kedua ada pada lini komposisi. Amesoeurs kadang dapat terdengar begitu menjemukan. Sepertinya mereka terlalu banyak meminjam sifat post-punk: riff-riff yang repetitif dan hentakan perkusi yang hampir sama nyaris tanpa variasi. Come on! Ini adalah album metal, harusnya mereka dapat bermain-main lebih berani sedikit lagi di area komposisi ini. Kami mendengarkan kalian bukan untuk berdansa resah, Amesoeurs!

Tapi sejujurnya, kekurangan-kekurangan tersebut tidak mengurangi kenikmatan album self-titled Amesoeurs ini. Malah, saya penasaran untuk mendengar lebih jauh tentang eksperimentalia apa lagi yang akan lahir dari rahim mereka. Namun apabila mendengar beberapa bagian lagu dari Amesoeurs, sepertinya album ini adalah album puncak mereka. Bila Ruines Humaines adalah perkenalan antara post-punk dan black metal dan Amesoeurs adalah sebuah one-night stand,  maka biarkan mereka bercumbu dan berpisah di album ini, karena sesungguhnya sebuah pernikahan yang dipaksakan hanya akan menemui kehancuran.

Tak apalah.
Masih banyak chord di lautan not, bebaskan dirimu wahai musik!




---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Amesoeurs (Full-length, 2009)




Tracklist
1. Gas in Veins
2. Les Ruches Malades
3. Heurt
4. Recueillement
5. Faux Semblants
6. I XIII V XIX XV V XXI XVIII XIX – IX XIX – IV V I IV
7. Trouble (Éveils Infâmes)
8. Video Girl
9. La Reine Trayeuse
10. Amesoeurs
11. Au Crépuscule de Nos Rêves



link