Hey, Tuhan.
Boleh bicara?
Sebenarnya... Aku selalu bingung harus memanggilMu apa karena Engkau sepertinya memiliki banyak nama. Ya kan? Soalnya, tiap-tiap kebudayaan sepertinya punya panggilan sayangnya masing-masing untukMu sih.
Sebenarnya, pada awal tahun 2014 aku sudah punya panggilan sendiri untukMu: Ia Yang Maha Mempertemukan. Tapi, entah mengapa aku masih ragu. Benarkah ini? Semuanya terasa begitu sederhana dan menyenangkan sampai-sampai aku merasa bahwa ada konspirasi aneh di balik semua ini.
Hehe.
Benar kecurigaanku:
Ternyata Engkau masih suka bercanda.
Fast-forward ke 2015. Sekarang aku tahu dengan nama apa aku akan memanggilMu, untuk sekarang dan seterusnya: Yang Maha Memisahkan.
================================
Jakarta, 7 Januari 2015
Hahaha, ngentot.