Alkisah ada seorang bocah yang entah kenapa terdampar di sebuah sekolah bisnis yang (katanya) ternama. Entah karena bisikan lipatan selulit Belphegor yang maha seduktif atau entah karena memang tukang lari-lari ke sana kemari, bocah itu tersesat ke dalam scene metal yang super-tidak-santai. Tidak santai? Ya. Bayangkan saja ada segerombolan orang yang menenteng-nenteng buku manual "Bagaimana menjadi Metalhead yang kvlt, br00tal, dan grim" dan berteriak "POSER!" dengan lantang membahana setiap melihat orang berkaos hitam yang berponi.
Bosan dengan hiruk pikuk "666! Hail Satan, Helleluyah!", bocah itu kembali melanglangbuana dan (lagi-lagi) tersesat ke hamparan sebuah universitas yang (katanya) "World Class University". Di sana ia bertemu dengan orang-orang posmo yang mungkin kebanyakan nerima wahyu tuhan sehingga jadi agak kurang beres bercandaannya (ya, mungkin sekarang setan lagi nempelin tulisan "PWNED" di pintu kamar tuhan).
Sembari menjejali dirinya dengan ilmu-ilmu yang tidak akan membantunya sama sekali untuk mendapatkan nilai 'A' di kelas manajemen, bocah itu memperluas area jajahan kakinya sampai ke scene indies yang maha cutting-edge nan avant-garde. Maka berkenalanlah bocah tersebut dengan post-rock dan musik-musik galau pembangkit sakit. Memang dasar bodoh, sudah tahu sakit masih dikorek-korek. Tapi apa mau dikata? Mungkin tokoh utama kita ini memang (sedikit) masokis. Ah persetan.
Terinspirasi dari scene yang ngindies itu, sang bocah terserang euforia sendiri. Latah. Maka dibuatlah olehnya sebuah acara yang niatnya pengen ngindies. Sayang gagal.
Saat ini sang bocah yang masih menjejali dirinya dengan ilmu-ilmu yang tidak akan membantunya untuk mendapatkan nilai 'A' tersebut, terserang adiksi membaca dan menulis. Entah adiksi entah latah. Ah persetan lagi deh, gratis ini bikin blog. Maka dibuatlah blog ini. Kun Fayakun gitu. Masukin e-mail maka jadilah. Tapi karena masih labil, sang bocah tidak tahu dia harus nulis apa. Pertama isinya syair (yah, mirip-mirip syair lah). Kemudian berkembang jadi tempat review album musik. Besok entah apa. Chaotic, lebih chaotic daripada teknikalis orgasmik Psyopus di hadapan bocah-bocah ingusan yang baru kenal metal teknikal.
Absurd